RMS Titanic menabrak gunung es pada 15 April 1912 serta terbenam beberapa saat selanjutnya, tewaskan lebih dari seribu orang. Sekarang lebih dari seabad selanjutnya, periset mempunyai teori baru mengenai pemicu tenggelamnya kapal penumpang raksasa ini.
Seorang periset cuaca serta bekas programmer computer, Mila Zinkova dalam studinya menjelaskan Titanic sedikit keluar dari jalannya serta menabrak gunung es, sebab aurora borealis yang ada saat malam celaka itu.
Diambil detikINET dari Science Times, Sabtu (19/9/2020) Zinkova lakukan studinya berdasar pernyataan saksi mata serta korban selamat pada malam itu. Dia berpendapat jika badai geomagnetik yang berlangsung kemungkinan lumayan besar untuk memengaruhi skema navigasi Titanic dengan cara relevan.
Salah satunya penumpang yang selamat dari kejadian itu ialah penulis Lawrence Beesley yang menggambarkan aurora yang dilihatnya waktu kapal terbenam untuk sinar yang kabur di langit dibagian kanan depan kapal.
Disamping itu, seorang crew dari RMS Carpathia James Bisset menjelaskan dia lihat aurora satu jam sebelum Titanic menabrak gunung es. RMS Carpathia ialah kapal penumpang yang ikut menolong selamatkan korban selamat Titanic.
Masalah cuaca luar angkasa ini kemungkinan memengaruhi skema navigasi di RMS Carpathia. Kapal itu terima koordinat yang tidak tepat yang selanjutnya membimbing mereka ke tempat sekoci yang ditumpang penumpang Titanic.
Zinkova menyangkutkan kejadian ini dengan kekeliruan dari kompas yang berasal dari suar matahari (solar flare) serta menjelaskan sinar dari aurora berperan dalam usaha pengamanan sebab RMS Carpathia sukses selamatkan 705 orang yang selamat serta menumpang 20 sekoci Titanic.
Suar matahari yang kuat dapat menyebabkan bahaya serta kerusakan yang relevan. Diantaranya Carrington Moment yang berlangsung di tahun 1859 dimana suar matahari yang paling kuat mengganggu jaringan telegram di penjuru dunia.